Tuesday, 1 July 2025
QA

Memahami Testing API

What-benefits-do-businesses-get-with-API-testing

Apa Itu Testing API?
Pengujian API adalah cara untuk memastikan bahwa bagian “tidak terlihat” dari sebuah aplikasi (seperti logika bisnis atau proses pertukaran data) bekerja dengan benar. Berbeda dengan melakukan testing tampilan aplikasi (seperti tombol atau menu), pengujian API fokus pada bagaimana data dikirim dan diterima antara sistem.

Contohnya: saat transfer uang di aplikasi bank, API-lah yang memastikan uang sampai ke rekening tujuan. Penguji akan mengirim “perintah” ke server dan memeriksa apakah respons yang diterima sesuai harapan.

Contoh Praktis
Bayangkan Anda mengirim uang dari aplikasi bank ke teman. Saat Anda klik “Transfer”, aplikasi tidak langsung mengurus semuanya. Ia mengirim permintaan ke API Transfer yang bertugas:

  • Mengecek saldo Anda.
  • Memastikan data aman.
  • Mengirim uang ke rekening tujuan.
  • Mencatat transaksi.

Pengujian API memastikan semua proses ini berjalan lancar, bahkan tanpa perlu membuka aplikasi.

Mengapa Pengujian API Penting?

  1. Lebih Cepat & Efisien: Tes langsung ke system aplikasi, tanpa harus lewat tampilan antarmuka.
  2. Tidak Terpengaruh Perubahan UI: Jika tampilan aplikasi diubah, tes API tidak perlu diulang dari awal.
  3. Deteksi Bug Lebih Awal: Masalah bisa ditemukan sebelum aplikasi jadi, sehingga lebih mudah untuk diperbaiki.
  4. Cakupan Lebih Luas: Bisa menguji skenario rumit, seperti “bagaimana jika transfer dilakukan 1.000x sekaligus?”

API Testing sedikit Beda dengan Monitoring API (Pemantauan API)

  • Testing API: Dilakukan saat pengembangan, untuk memastikan API bekerja sesuai rencana.
  • Monitoring API: Dilakukan setelah aplikasi digunakan, untuk memastikan API tetap stabil (misal: tidak error saat banyak pengguna).

Jenis-Jenis Testing API

  1. Pengujian fungsional (Functional testing): Jenis pengujian ini memverifikasi bahwa API berfungsi dengan benar sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
  2. Pengujian validasi (Validation testing): Memastikan API memenuhi persyaratan fungsional dan berperilaku seperti yang diharapkan.
  3. Pengujian kinerja (Performance testing): Menguji kecepatan dan responsivitas API di bawah berbagai tingkat beban.
  4. Pengujian keamanan (Security testing): Mengidentifikasi kerentanan potensial dan memastikan API aman dari serangan.
  5. Pengujian stres atau beban (Stress/Load testing): Mengevaluasi kinerja API dalam kondisi lalu lintas tinggi.
  6. Pengujian keandalan (Reliability testing): Menilai kemampuan API untuk berfungsi secara konsisten dalam jangka waktu tertentu.
  7. Pengujian penetrasi (Penetration testing): Mensimulasikan serangan untuk menemukan kelemahan keamanan.
  8. Pengujian fuzz (Fuzz testing): Mengirim data acak ke API untuk mendeteksi crash atau perilaku tak terduga.
  9. Pengujian integrasi (Integration testing): Memastikan modul atau layanan berbeda berinteraksi dengan benar melalui API.
  10. Pengujian kontrak (Contract testing): Memastikan komponen atau layanan perangkat lunak bekerja bersama dengan menetapkan pemahaman bersama tentang format permintaan dan respons API.

Dari jenis-jenis testing api diatas, yang paling sering saya lakukan adalah Testing Functional , Validation , Integration + Contract testing untuk setiap api yang ada. sedangkan untuk jenis lainya digunakan untuk api tertentu atau case tertentu saya.

Alat yang Sering Digunakan

  1. Postman: Tool simpel untuk mengirim permintaan ke API dan melihat responsnya (seperti “browser untuk API”).
  2. SoapUI: Untuk tes yang lebih kompleks, termasuk keamanan dan beban tinggi.
  3. RestAssured: Bagi yang suka coding, alat ini membantu membuat tes API otomatis dengan bahasa Java.

Langkah-Langkah Sederhana untuk Mulai Menguji API

  1. Pelajari Dokumentasi: Cari tahu:
    • Alamat API (contoh: https://bank-xxx.com/api/transfer).
    • Cara mengirim permintaan (pakai metode POST/GET?).
    • Data yang diperlukan (nomor rekening, jumlah uang, dll.).
  2. Buat Tes Sederhana:
    • Contoh: Kirim permintaan transfer uang tanpa password → apakah API menolakannya?
    • Contoh lain: Transfer dengan saldo kurang → apakah muncul pesan error?
  3. Gunakan Tools: Pakai Postman atau alat lain untuk mengirim permintaan dan lihat hasilnya.
  4. Perbaiki Jika Ada Masalah: Jika respons tidak sesuai, laporkan ke tim pengembang untuk diperbaiki.

Kesimpulan
Testing API ibarat memeriksa mesin mobil sebelum membeli. Daripada hanya melihat bodinya (tampilan aplikasi), kita memastikan mesin (API) bekerja baik, aman, dan cepat. Dengan ini, aplikasi bisa lebih andal, bahkan untuk fitur-fitur rumit!
Semoga Bermanfaat 🚀

Sumber

Fredy Siswanto

Fredy Siswanto

About Author

0 Comments

  1. Jenis-Jenis Testing API: Functional, Integration, dan E2E - Panduan QA

    8 March 2025

    […] pengembangan aplikasi modern, memungkinkan komunikasi antara sistem yang berbeda. Oleh karena itu, testing API sangat penting untuk memastikan kualitas, keandalan, dan keamanan aplikasi. Artikel ini akan […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like